seperti bajak laut yg berlayar
ujung maut
kutangkalkan jubah kesombngan
disinggasana kehidupan
dan telah berjalan takdir
saat manusia bicara tentang
kehidupan yg tersingkir
karena aku berfikir
kehidupanku bukanlah langkah
meraka yg terencana
karna kehidupanku adalah singasana bagi mereka yg ternoda
aku hanya takut pd kemunafikan
yg menidurkan kebenaran
kebenaran yg telah lama takut akan kehormatan
kehormatan yg kuanggap sebagai kehidupan raja
yg ternyata kini adalah sebuah kebodohan yg dulu kuagungkan.
kumaki masa ini biar tak menjadi
fenomena harga diri
biar nurani bisa kembali menjadi suara lantang
yg akan menjadi pemenang dalam hitungan waktu yg panjang
kata selembar kertas putih salju"aku tercipta secara murni,karena itu aku akan tetap murni selamanya. lebih baik aku di bakar dan kembali menjadi abu putih dari pada menderita
karena tersentuh kegelapan atau didekati oleh sesuatu yg kotor"
tinta botol mendengar kata kertas itu. ia tertawa dalam hatinya yg hitam tapi tak berani mendekati.
pensil beraneka warna pun mendengar, dan mereka pun tak pernah mendekati.
dan selembar kertas yg seputih salju itu tetap suci dan murni selamanya suci ,murni dan kosong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar